Pengikut

Minggu, 23 Agustus 2009

Dari Sepi Yang Itu

Sepi kali ini membawa mataku tertanam
Pada lembayung yang hinggap di atas laut
Ketenangan pun menjadi gelombang yang mendidih
Bebatuan pecah memancar ke dalam dada
Bahkan pasir pun berhamburan keluar dari pori
Aku terdampar di tepi asing

Tak ada siapa-siapa
Kecuali kesia-siaan yang terhempas pada ceruk dan karang
Tak ada yang menyapa ataupun mendesirkan sedikit pesan
tentang irama kebeningan embun
Atau membacakan sajak tentang kekuatan angin
Yang mampu menghentikan darahku berkelana panas
Di alam yang terbunuh sepi tanpa batas

Sepi kali ini bagai stasiun tua bawah tanah
Meninggalkan dan menghadirkan kenangan hari kemarin
Setelah bangku dipenuhi debu melumut
Dan dinding retak basah oleh air mata musim lampau
Aku terdampar di dalamnya
Menapaki rel tanpa tujuan

Apakah engkau tahu dan menjadi paham
Makna tetes keringat yang meleleh dijidatku
Dan seberapa kali kilir meremuk kakiku
Pada setiap senja yang hadirkan bayangmu
Dinyanyian burung laut atau deru kereta yang mendesing
Dan aku harus mengejarnya melintasi karang dan bebatuan
Juga di atas rel yang selalu berujung pada semu
sepi menelan wajahmu

2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar